Minggu, 14 November 2010

Surat Kecil Untuk Tuhan ;")


Surat Kecil Untuk Tuhan

     Namaku Gita Sesa Wanda Cantika, aku di panggil dengan nama Keke. Aku bersekolah di SMP Al-Kamal, disana aku mempunyai banyak sekali teman-teman dan sahabat yang selalu ada disampingku. Ayah dan mamaku sudah bercerai waktu aku duduk di bangku kelas 6 SD. Ayahku menjadi pimpinan di sekolahku sekarang. Disini aku cukup populer sepertinya. Aku mempunyai 2 kakak, dan aku satu-satunya perempuan di rumahku, maka dari itu aku sangat disayang oleh ayahku.
        Suatu hari, kakakku pulang dari sekolah dengan mata yang merah. Ia mengeluh bahwa matanya sangat gatal, pembantuku langsung meneteskan obat mata ke mata kakakku. Aku tertawa terbahak-bahak saat melihat kakakku. Hehe. Ia mengaku bahwa temannya ada yang matanya juga seperti ini namun, sakit mata ini menular dikelas kakakku.
        Keesokan harinya, aku bangun pagi-pagi untuk berangkat kesekolah. Aku melihat diriku di cermin. Mataku gatal, perih dan merah. Persis seperti kakakku kemarin. Ah, aku berpikir palingan ini besok juga sembuh ditetesin obat mata, mungkin aku kena karma meledek kakakku. Hari itu aku malu karena mataku merah sehingga aku memakai kacamata hitam. Orang-orang disekolah memerhatikanku dengan penasaran.  
        Hari demi hari berlalu, aku kira mataku yang merah serta gatal ini akan sembuh, tetapi mata ini malah semakin merah, gatal, perih. Aku bertanya ke ayahku, ayahku menjawab sebaiknya kita ke dokter. Sampai di dokter, mataku diperiksa. Tetapi mereka bingung. Biasanya mata merah seperti ini bisa sembuh dalam sehari palingan. Akhirnya dokter dan suster itu memutuskan untuk meronsen aku. Aku mengganti bajuku lalu siap untuk dironsen bagian kepalaku. Saat sudah selesai di ronsen. Mimik muka dokter itu terlihat aneh. Lalu, ia menyuruhku untuk keluar dari ruangan itu sebentar, ia berkata ia ingin berbicara dengan ayahku secara dewasa. Mereka berbicara sangat lama didalam, membuatku sangat penasaran.
        Hari berlalu dan berlanjut. Aku penasaran aku terkena sakit apa, ayah bilang aku sakit flu biasa. Tetapi, mata ini makin hari makin sakit, penglihatanku menjadi kabur, tiba-tiba pernafasanku juga jadi sesak. Ayah bilang aku tidak perlu khawatir. Beberapa hari kemudian aku melihat diriku dicermin. Ada sebuah benjolan besar sebesar bola tenis di bawah mata ku. Aku panik, tapi tetap saja ayah bilang itu cuma benjol biasa nani juga sembuh kalau diobatin pakai obat. Tetapi pada hari itu aku makin merasa ayahku menyembunyikan sesuatu dariku. Pada saat aku beristirahat di sekolah ada anak TK yang melihatku, ia berkata bahwa mukaku mirip monster. Aku berlari menangis kearah kamar mandi, aku melihat diriku di cermin, aku memang terlihat seperti monster. Aku mulai mimisan, hidungku mengeluarkan darah yang segar. Aku sangat takut dan kesakitan. Aku selalu bertanya pada ayahku apa yang terjadi tetapi tetap saja ia bilang aku hanya benjol dan sakit biasa.
        Tetapi aku makin saja tidak percaya terhadap ayahku. Sampai pada suatu hari aku menemukan hasil ronsenku di dalam laci di kamar ayahku. Aku……..melihat ada kanker yang besar di bawah mataku. Aku langsung menangis dan berlari ke kamarku. Aku tidak mengizinkan satu orangpun masuk ke kamarku. Dan sepertinya ayahku sudah mengetahui bahwa aku sudah melihat hasil ronsenku.
        Ayahku mulai pada saat itu jujur kepadaku bahwa aku terkena kanker jaringan lunak pertama kali di Indonesia. Aku kaget. Ayahku bilang bahwa ia sedang mencari cara lain selain operasi. Karena jika kau melakukan operasi untuk mengangkat kanker yang berkembang setiap 5 hari sekali ini, mukaku harus dibelah dulu pertamanya lalu selesai di operasi aku akan mengalami kecatan salah satu mata dan mukaku juga tidak sesempurna yang kumiliki dulu. Aku dan ayahku mencari pengobatan kemana-mana. Sampai pengobatan terbaik diseluruh Indonesia telah kami kunjungi dan tak ada satupun yang dapat menyembuhkanku. Tetapi, pada suatu hari ayah ku menemukan sebuah dokter di suatu rumah sakit di Banten. Ayah berkata dokter ini telah berpengalaman puluhan tahun terhadap pasien yang terkena kanker. Kami tidak membuang banyak waktu, kami langsung kesana.
        Sampai di rumah sakit itu. Dokter itu menyapaku dengan ramah. Biasa nya para dokter yang aku kunjungi hanya ingin berbicara kepada ayahku, tetapi dokter ini berbeda ia sangat baik kepadaku. Ia berkata bahwa jika aku tidak ingin dioperasi aku harus mengikuti Kemoterapi selama 6 hari. Kemoterapi sangat menyiksa, aku disuntik dan dimasukan suatu cairan obat keras kedalam tubuhku untuk menghilangkan berkembangnya kanker ganasku ini.
        6 hari aku lewati dengan penyiksaan. Setelah lama dokter mengatakan aku sembuh dari kankerku. Walaupun efek samping dari Kemoterapi itu adalah rontoknya semua rambutku dan bengkak biru akibat disuntik selama 6 kali, tetapi aku sangat senang aku sembuh! Tidak ada lagi benjolan besar yang membuat kepalaku menjadi berat. Aku benar-benar senang.
        4 bulan kemudian, aku bermimpi aku sedang berdiri didepan cermin. Mukaku kembali penuh dengan benjolan. Aku tiba-tiba terbangun dari mimpi seram itu. Beberapa hari setelah aku bermimpi itu. Mataku mulai gatal lagi. Aku ketakutan, aku takut kanker itu kembali menyiksa kehidupan remajaku. Ternyata memang benar. Kanker itu kembali lagi. Dokter berkata bahwa aku sudah tidak akan hidup dalam waktu bulan. Hebatnya aku seorang gadis yang sekarang duduk di SMP kelas 3 mampu bertahan hidup dengan kanker ku yang kembali selama 3 tahun dari aku masih duduk di SMP kelas 1. Aku berjuang demi hidupku, menurutku pendidikan adalah hal yang paling penting. Aku berusaha keras menghadapi pendidikan. Bahkan ketika kanker ganas itu sudah melumpuhkan semua anggota badanku termasuk anggota yang penting aku masih bersikeras untuk menyelesaikan ujian tengah semester ku. Namun, itu tidak sia-sia aku mendapat peringkat 3.
        Suatu hari dirumah sakit selesai aku di Kemoterapi yang ke 5 kalinya. Aku koma selama 3 hari tanpa terbangun. Waktu itu aku bermimpi mengunjungi sebuah tempat indah, disana aku bertemu seorang malaikat cantik, disana aku tidak merasakan penderitaanku, kanker itu tidak ada disana, aku sangat bahagia aku ingin tinggal ditempat ini selamanya. Tetapi, ketika aku berkata pada malaikat itu aku ingin tinggal disini selamanya, ia menyuruhku untuk pamit ke orangtua dan keluarga ku serta teman-temanku. Aku mengiyakan perkataan malaikat itu, lalu sebelum aku kembali sadar, aku diberikan dia sekeranjang bunga melati, tapi ketika aku sadar bunga melati itu hilang. Ketika aku sadar aku berkata kepada mereka untuk merelakan aku jika aku pergi, mereka menangis histeris kita aku berkata begitu.
        Malam itu, pukul 11 aku menyerah. Aku meninggal dunia, dan mereka bilang aku wangi sewangi bunga melati. Banyak yang berkata aku adalah gadis yang disayangi tuhan. Buktinya aku bertahan dari kanker ganas ini selama 3 tahun! Tuhan pasti menyayangiku. Dan aku bahagia.
       
-True Story. Kisah gadis yang menghadapi penyiksaan hidupnya dengan tegar dan pantang menyerah. Dan akan diangkat ke layar lebar Februari 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar